Dia : Mao Zedong

     


    "Dia" adalah sebuah edisi biografi tokoh-tokoh besar didunia, yang menurut penulis menarik dan seru untuk dibahas. Edisi "Dia" yang pertama memilih Mao Zedong, pemilihan Mao Zedong bukanlah sebuah alasan yang politis. Melainkan karena ia memainkan peran yang sentral di abad ke-20. Dimana pandangannya dan perjuangannya berhasil merubah peta politik bukan hanya di China melainkan di seluruh dunia.

    Mao Zedong atau Mao Tse-Tung lahir di desa Shaoshan, Hunan pada 26 Desember Tahun 1893. Ayahnya adalah seorang petani kaya di desanya. Ia tumbuh besar di desa, Mao sejak kecil mendapatkan didikan yang disiplin dari ayahnya. Kedisiplinan ini sering ditegakan oleh ayahnya dengan menggunakan kekerasan. Sementara itu Ibu Mao adalah seorang Budhist yang Strict, yang mengimplementasikan cinta dan kasih. Sehingga masa kecil Mao menjadi lengkap seperti yin dan yang. Dimana disatu sisi ayahnya keras terhadap dirinya disisi lain ibunya lemah lembut. 

    Pada umur 8 tahun Mao masuk ke Sekolah Dasar untuk mempelajari nilai-nilai dasar konfusius. Namun ia tidak tertarik dengan mempelajari konfusius, justru ia lebih senang dengan novel klasik China seperti Romance oF The Three Kingdom dan Water Margin. Pada umur 13 Tahun Mao menamatkan pendidikan SD nya dan iapun dijodohkan dengan seorang gadis berusia 17 tahun yang bernama Luo Yixiu. Praktik perjodohan usia dini adalah hal yang umum bagi masyarakat China. Apalagi sebelum abad ke-20, dimana praktik perjodohan ini biasanya untuk menyatukan kekayaan 2 keluarga dimana Lu Yixiu merupakan anak seorang tuan tanah. Namun Mao menolak perjodohannya itu, walaupun mereka sudah resmi dinikahkan tetapi Mao tidak pernah menganggap Yixiu sebagai istrinya, Penolakan Mao ini berujung ke kematian istrinya itu yang mati di tahun 1910, di usia ke 21.

    Saat Mao bekerja di ladang ayahnya, Mao gemar membaca. Hasrat membacanya sangatlah besar dimana karena kegemaran membacanya ini, menumbuhkan "kesadaran politiknya". Kesadaran Politik mungkin di era saat ini bukanlah hal yang mewah. Tetapi di masa feodalisme dan kolonialisme kesadaran politik adalah hal yang mewah. Dikarenakan kesadaran poltik hanya dimiliki oleh mereka yang mendapatkan pendidikan formal. Dan kebanyakan mereka yang mendapatkan pendidikan formal berasal dari golongan borjuis atau bangsawan. Sementara itu di masa sekarang, siapapun bisa sadar akan politik, mulai dari tukang ojek sampai seorang tukang cukur bisa membahas politik mulai dari A sampai Z.

    Kesadaran Politik Mao ini ia peroleh dari buku yang ditulis oleh Zheng Guanying yang isinya adalah menurunya kekuatan cina dan argumennya tentang demokrasi yang representatif di China. Mao juga tertarik dengan sejarah, ia kagum dengan Nasionalismenya Napoleon Bonaparte dan George Washington yang berhasil berjuang untuk bangsa dan negaranya lewat jalur perang.

    Puncaknya adalah ketika terjadi Demonstrasi yang digerakan oleh organisasi Gelaohui, yakni sebuah organisasi rahasia. Demonstrasi ini terjadi akibat bencana kelaparan yang terjadi di Changsa, Ibu kota Hunan. Mao mendukung tuntutan para demonstran namun justru para demonstran dihadapkan dengan para tentara yang bersenjata. Bencana kelaparan di Changsa semakin parah dan menjalar sampai ke Shaoshan, imbasnya adalah ladang milik ayahnya Mao di Shaoshan dijarah oleh masa yang kelaparan. Mao tidak setuju dengan masa yang menjarah ladang milik ayahnya karena itu salah secara moral, tetapi ia bersimpati kepada mereka karena ia tahu apa yang mendorong mereka hingga mereka sampai menjarah ladang ayahnya itu. 

    Pada 1911 Mao masuk SMP, pada tahun itu sentimen terhadap revolusi sangatlah besar. Dimana masyarakat banyak yang mulai menyatakan anti terhadap kaisar dan absolute-monarchy. Sikap anti terhadap monarki itu dibarengi dengan tumbuhnya simpati terhadap sebuah sistem baru yakni konsep republik, yang dinilai oleh banyak rakyat China sebagai solusi dari permasalahan rakyat yang terjadi selama berabad-abad. 

    Gagasan republik merupakan gagasan yang dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen, seorang intelektual yang belajar di Amerika. Sun Yat Sen mendiirikan Tongmenghui sebuah organisasi rahasia yang menolak monarki yang memperjuangkan sebuah revolusi untuk republik. Dari Sun Yat Sen inilah Mao mendapatkan inspirasinya untuk berjuang melawan sistem lama. Karena terbakar dengan api revolusi, Mao bergabung menjadi tentara dengan pangkat prajurit. Tetapi ia tidak pernah bertempur di medan perang. Namun peperangan itu hanya berlangsung dengan singkat karena Sun Yat Sen berhasil mengkonsolidasikan pengikutnya dengan Yuan Shikai (Jenderal dari utara yang masih loyal dengan kaisar) sehingga perang sipil dapat dihindarkan. Akibatnya monarki berhasil di hapuskan dan digantikan dengan China yang baru dengan konsep Republik, Dimana Yuan Shikai menjadi presiden dari Republik yang baru berdiri ini, republik itu bernama Republik China. 

    Di tahun 1912, Mao Resign dari Tentara. Ia hanya mengabdi selama 6 bulan menjadi tentara revolusi. Di masa ini Mao menemukan ideologi dan yang ia akan perjuangkan mati-matian di tahun-tahun berikutnya. Yakni Sosialisme. Penemuan Sosialisme ini karena Mao membaca sebuah artikel di koran, yang karena rasa penasarannya ia lanjut membaca di pamflet yang ditulis oleh Jiang Kanghu, seorang mahasiswa sekaligus founder Partai Sosialis China. Tetapi Mao belum sepenuhnya meyakini Sosialisme.

    Fase selanjutnya di kehidupan Mao adalah keluar-masuk sekolah. Dimana Mao dari tahun 1912-1919 4 kali berganti sekolah. Awalnya ia masuk ke Akademi Kepolisian namun Droupout, kemudian ia lanjut masuk ke sekolah produksi sabun ia dropout juga, kemudian ia masuk ke Fakultas Hukum namun dropout juga, ia mencoba lagi masuk ke sekolah ekonomi lagi-lagi ia dropout, dan akhirnya ia masuk SMA Negeri. Mao lebih senang belajar secara mandiri, ketimbang bersekolah. Ia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan membaca karya-karya klasik mengenai Liberalisme seperti Adam Smith dengan Wealth of Nationsnya sebuah buku cikal dan bakal kapitalisme dan Montesquieu dengan The Spirit of the laws-nya. Dimana bahan bacaan Mao ini bisa dibilang berat, bahkan ia juga membaca karya-karya ilmuwan dan filsuf barat lainnya seperti Darwin, Mill, Rousseau dan Spencer. Ia menganggap dirinya adalah seorang intelektual, dimana ia merasa jika dirinya lebih daripada mereka kelas pekerja. 


Bersambung... 

    

Komentar

Postingan Populer