Soekarno dan Castro


Soekarno & Castro, sumber : Wikipedia

    Soekarno dan Blok timur adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, khususnya adalah negara-negara yang menentang Western Imperialism. Hubungan diplomatik antara Soekarno dan Cuba adalah ketika kunjungan Che Guevara atau el-commandante mengujungi Indonesia. Kunjungan El-commandante ini dibalas oleh Soekarno pada 22 Januari 1960. Kunjungan Soekarno ke Cuba bukan hanya sekedar kunjungan politik apalagi ekonomi. Kunjungan itu adalah kunjungan persahabatan para peminpin revolusi dunia. Khususnya antara Soekarno dan Fidel Castro. Sebagaimana kita ketahui bahwa keduanya memiliki kesamaan, yakni Soekarno dan Castro sama-sama peminpin revolusioner yang karismatik. 
    Peminpin yang karismatik merupakan ciri sebuah negara yang kekiri-kirian atau negara sosialis. Kita bisa melihat contohnya adalah negara Kuba atau di timur ada China yang mengkultuskan Mao Zedong dan Korea Utara yang mengkultuskan Kim Il Sung. Para peminpin yang karismatik ini sama-sama memiliki ideologi dan tujuan yang sama, yakni menghancurkan Neo-Kolonoliasme-Imperialisme. Soekarno sering menyebutnya sebagai Neokolim. Menghcanurkan Kolonialisme dan Imperialisme gaya baru inilah yang sebenarnya diperjuangkan oleh Soekarno. 
    Fidel dan Soekarno juga memiliki kesamaan, yakni mereka gemar berdiskusi secara informal, Berdiskusi secara informal merupakan sebuah ciri dari seorang yang progresif-revolusioner. Karena seorang yang progresif-revolusioner akan senantiasa berdiksusi mengenai masa depan dimanapun dan kapanpun. Hal ini bukan tanpa alasan, Revolusi Perancis sebuah revolusi yang menumbungkan kekuasaan monarki yang sudah ada selama ratusann tahun berhasil ditumbangkan karena ide dan gagasan tentang revolusi yang sering didiskusikan di sebuah kafe, yang bernama Cafe Procope. Seorang Voltaire yang bahkan dikagumi oleh Marie Antoinette, Menghabiskan hari-harinya membuat ensiklopedia di Cafe Procope, bahkan ia sampai menghabiskan 40 gelas kopi dalam sehari. Kopi tersebut ia campur dengan coklat, latte dsb. 
    Berbagai ide hebat memang lahir dari sebuah diskusi informal, seperti contoh Cafe Procope tadi atau sekedar obrolan santai antara Soekarno dan Castro. Fenomena unik ini baru bisa kita jumpai di abad ke-20, hal ini tidak terlepas dari kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika. Kemerdekaan negara-negara ini tentunya adalah karena perjuangan. Perjuangan yang dipimpin oleh rakyat dan untuk rakyat. Sehingga kita dapat menjumpai para peminpin yang memang berasal dari rakyat. Seperti Castro dan Soekarno yang berasal dari rakyat. Karena memang seperti itulah seharusnya dunia ini bekerja, dimana tidak ada lagi Dinasti apalagi Oligarki.
    -Aldrian

Komentar

Postingan Populer