Pamflet Reformasi


Pamflet Reformasi
: 22 tahun sudah punya karya?
Reformasi tidak punya karya? Benarkah…
            Apakah sebenarnya reformasi itu? Bagi saya, karena saya hidup di Indonesia reformasi itu hanyalah sebuah pergantian rezim. Dari yang tadinya rezim korup tersentralisir menjadi sebuah rezim federal yang korup.
            Makna federal disini hanyalah sebuah ungkapan bahwa praktik korupsi saat ini tidaklah tersentralisir seperti dahulu. Melainkan dilakukan oleh berbagai instansi dan dilakukan oleh masing-masing penguasa daerah. Sehingga ada yang namanya otoritas wilayah dalam korupsi di Indonesia.
            Misalkan lembaga A mengkorup proses A ; sementara lembaga B mengkorup proses B atau daerah A punya kuasa atas daerah A ; sementara daerah B punya kuasa atas daerah B.    
            Jika kita gunakan analogi tersebut cara kerjanya hampir sama seperti para mafia itali yang punya kekuasaan teritori / wilayah tertentu atau di bisnis tertentu. Bedanya kalau mafia dilakukan oleh diluar hukum sementara korup ini dilakukan didalam hukum.
            Mungkin jika ditanya apa prestasi Reformasi, si anak emas yang katanya bisa mengubah hidup banyak ya cuma ini. Masalahnya angan-angan untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera, kebebasan berbicara, pemerintahan yang bersih dan transparan, hilangnya main pukul oleh aparat, dan pemilu yang bersih.
            Apa ada satu dari angan-angan tersebut yang terwujud? Mungkinkah jika reformasi yang dahulu itu terjadi harusnya revolusi. Pasalnya jika yang terjadi adalah revolusi maka yang terjadi bukan hanya perubahan di bagian tubuh saja melainkan ganti tubuh secara keseluruhan.
            Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, karena kalau reformasi yang terjadi hanya transplantasi mata yang rabun, teling yang budeg, hidung  yang mampet serta mulut yang bau. Tetapi tetap disisakan hati yang kotor, usus yang buntu dan dubur yang mampet.
            Jadi begitu disayangkan jika okrestrasi masa pada 98 itu menjadi sia-sia. Bagaimana tidak? Yang mati cukup banyak tapi kematian mereka sekarang ini dipertanyakan layak atau tidak. Karena penerus mereka (teman-teman yang masih hidup) banyak yang tidak meneruskan perjuangannya.
            Mungkin prestasi reformasi itu hanyalah berbentuk romantisasi peristiwanya. Bagaimana tidak, Berapa banyak novel dan film yang mengangkat cerita reformasi? Begitu banyak dan generasi saat ini lebih suka menikmati romantisasinya ketimbang turun kembali menuntut kepastian.
Bangunlah Wahai kaum muda bentuk lagi semangat dan tekadmu mengawasi dan membangun negeri!

Komentar

Postingan Populer